Pada suatu hari, Nabi ‘Isa a.s. pergi bersama seseorang yang dikenal sangat shalih dan rajin beribadah. Perjalanan itu diikuti dari belakang oleh seseorang yang dikenal sangat fasiq dan durhaka.
Di tengah perjalanan, mereka beristirahat. Saat istirahat itu. Orang yang dikenal shalih berdo’a. Orang yang dikenal durhaka pun berdo’a.
Kedua do’a itu dikabulkan Allah. Karena do’a itulah, orang yang dikenal shalih menjadi ahli neraka dan orang yang dikenal durhaka menjadi ahli surga.
Mengapa ?
Orang yang dikenal sangat durhaka itu berdo’a, “Ya Allah ! Ampunilah aku”
Allah pun mengabulkannya. Allah mengampuninya. Ia pun menjadi ahli surga.
Orang yang dikenal shalih itu berdo’a, “Ya Allah ! Jangan kumpulkan aku dengan dia (seraya menunjuk pada orang yang dikenal durhaka itu)” Allah pun mengabulkannya. Karena orang yang durhaka itu diampuni dan masuk surga, maka orang yang dikenal shalih ini tidak diterima ibadahnya dan menjadi ahli neraka. Bukankah ia tidak ingin berkumpul bersama ?
Ya Allah, bagaimana dengan aku.........? Apakah aku telah benar dalam berdo'a dan bersikap ?
Ya Allah, jadikanlah aku orang yang tetap mengasihi sesama sehingga mendo'akan mereka mendapat ampunan seperti aku meminta ampunan untuk diriku sendiri. Ya Allah jangan Engkau jadikan aku membenci sesamaku seakan mereka adalah kedurhakaan yang aku Engkau perintahkan menjauhi dan meninggalkannya.
Robbanagfir lanaa wa li ikhwaaninal ladzina sabaquuna bil iimaani walaa yaj'al fi quluubinaa gillal lillaziina aamanuu robbana innaka rouufur rohiim (ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami beriman, dan janganlah Engkau nenbiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, Ya Tuhan kami sungguh Engkau Yang Maha Penyantun lagi Yang Maha Penyayang)
No comments:
Post a Comment