Sunday, April 24, 2011

JaNgAn BiaRkAn iLmU MenjaDi BuiH

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan,… 
QS. An Nisaa: 125)


Kisah yang sangat menarik tentang diri Khalid bin Walid selaku panglima yang sangat berjasa bagi kaum muslimin, di dalam puncak karirnya yang gemilang tiba-tiba diturunkan jabatannya menjadi prajurit biasa, oleh Khalifah Umar bin Khattab. 
Dan subhanallah., Khalid tidak marah ataupun kecewa karena jabatannya diturunkan, bahkan ia tetap turut berperang di bawah komando pimpinan yang baru. Ketika banyak orang mempertanyakan dan memprovokasi tentang hal itu, Khalid menjawab dengan tenangnya, “Aku berperang karena Allah, bukan karena Umar”.

Kita mesti banyak belajar tentang Keikhlasan dan sebaik baik contoh keikhlasan adalah meneladani Rasulullah saw. dan para sahabatnya. “Tentara Terdepanmu adalah Keikhlasan”, istilah ini sangat tepat karena memang keikhlasan adalah garda terdepan kita untuk menghadapi segala rintangan di jalan Allah. Keikhlasan membuat kita tak kenal lelah dan tak kenal henti dalam beramal mulia, karena tujuan kita hanya satu, yaitu Allah SWT.

Kita perhatikan kembali ‘catatan amal’ kita. Kita koreksi lintasan hati atau getaran hati yang dapat menggugurkan nilai amal kita. Mungkin kita pernah berfikir tentang kesuksesan, kemudian berucap “Itu karena kehebatan saya, apa jadinya tanpa diri saya?” bukankah yang demikian senada dengan Fira’un yang menjadikannya dirinya sombong sampai berani mengikrarkan dirinya sebagai Tuhan atau kisah Qorun yang ditenggelamkan Allah karena merasa kehebatan dirinya dalam mengumpulkan harta kekayaanya.

“Kecewa!”, iya kita sering kecewa jika tujuan kita menyimpang kepada yang sifatnya duniawi, maka saat tujuan itu tak tercapai, kita akan mudah kecewa dan berbalik ke belakang. Bila amal dibangun lantaran mengharapkan apa-apa yang ada pada manusia, berupa penghormatan, penghargaan, pengakuan eksistensi diri, popularitas, jabatan, pengikut dan pujian, maka hakekatnya kita telah berubah menjadi hamba manusia, bukan lagi hamba Allah SWT. Sekali lagi, kita terutama penulis harus banyak belajar dan berlatih tentang keikhlasan.

Selayaknya kita bangun prestasi amal kita karena Allah SWT semata, sebab amal yang dibangun selain karena-Nya hanya akan meninggalkan buih-buih amal yang membuat kita kecewa di kemudian hari. Wallahu’alam. (alimmahdi.com).::.

No comments:

Post a Comment