Friday, April 15, 2011

AnTaRa BuRuNg...CaCiNg dAn MaNuSiA



Assalamualaikum
Alhamdulillah, aku panjatkan syukur kepadamu Ya Allah.
Selawat aku ucapkan ke atas Junjungan Agung, Nabi Muhammad SWT.
"Ketika mana kita sedang mengalami kesulitan hidup kerana dihimpit kesusahan, kemiskinan, maka cubalah kita ingat pada burung dan cacing.
Kita lihat burung setiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Tidak terbayang sebelumnya ke mana dan di mana ia harus mencari makanan yang diperlukan. Kerana itu kadangkala lewat petang hari ia pulang dengan perut kenyang dan boleh membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang2 makanan itu cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus "puasa". Bahkan kadang-kadang ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus "berpuasa".Meskipun burung selalu mengalami kekurangan makanan kerana tidak punya rezeki yang tetap, apalagi setelah habitatnya banyak yang dirosakkan manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menghantuk kepalanya di batu. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai. Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya.
Kita lihat burung tetap optimis akan makanan yang dijanjikan Allah. Kita lihat, walaupun kelaparan, setiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya. Tampaknya burung menyedari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada di atas dan di lain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan. Suatu waktu kekenyangan dan di lain waktu kelaparan.
Sekarang marilah kita lihat haiwan yang lebih lemah dari burung, iaitu cacing. Yang juga antara makanan kepada burung. Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana, kemudahan yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga.
Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati. Tapi kita lihat , dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan kecewa untuk mencari makan.
Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka prasarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih. Tetapi kenapa manusia yang dibekalkan banyak kelebihan ini tetapi seringkali kalah dari burung atau cacing?
Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi? Padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri kerana putus asa. Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar banyak dari burung dan cacing"

No comments:

Post a Comment